Langsung ke konten utama

Gadis Filipina vs Gadis Indonesia di Eropa



Perlu saya garis bawahi, cewek-cewek Filipina merupakan pribadi yang tangguh, berani, dan sangat sayang keluarga. Bagi mereka, Eropa bukan hanya tanah impian, tapi juga tempat mengais rezeki. Tidak hanya Eropa, keberadaan mereka pun bisa terbilang banyak di negara maju seperti Singapura, Jepang, ataupun Amerika. Berbeda dengan para pejuang devisa negara Indonesia yang kebanyakan mendiami negara di Timur Tengah dan Cina Selatan untuk bekerja sebagai TKW.

Para gadis Filipina biasanya mulai bekerja sebagai nanny, housemaid, ataupun perawat di luar negeri saat usia mereka menginjak 20-an. Jangan salah, meskipun bekerja sebagai pembantu rumah tangga, tapi beberapa dari mereka punya gelar sarjana, lho! Karena Filipina jajahan Spanyol dan Amerika, sangat diuntungkan dengan banyak sekali orang yang bisa berbahasa Inggris (dan Spanyol) walaupun mereka tinggal di desa.

Tidak seperti orang tua Indonesia yang banyak melarang anak mereka merantau, orang tua Filipina justru kebanyakan memaksa anak-anak mereka untuk bekerja di luar negeri sedini mungkin. Mengapa, karena masalah perekonomian keluarga. Kalau si gadis tidak ingin bekerja keluar negeri, asap di dapur tidak bisa mengepul lama.

Bekerja di Filipina pun tidak gampang. Meski memiliki gelar sarjana, persaingan yang sangat tinggi di dunia kerja membuat mereka kadang rendah diri dan menyerah. Belum lagi dengan gaji yang tidak terlalu besar, lagi-lagi membuat mereka berpikir dua kali jika harus menafkahi keluarga. Satu-satunya jalan adalah dengan bekerja di luar negeri lewat bantuan agensi ataupun jalur mandiri.

Di Eropa, cewek-cewek muda Filipina sering kali dijumpai di daerah utara. Denmark dan Norwegia adalah dua negara terpopuler di Eropa bagi para cewek-cewek ini untuk bekerja sebagai au pair. Selain karena uang sakunya paling tinggi, izin tinggal hingga 2 tahun membuat mereka betah berlama-lama mendiami dua negara ini.

Hebatnya, mental cewek-cewek Filipina sangat kuat dan tanpa malu. Orang Indonesia yang tidak paham dengan konteks au pair, biasanya akan langsung menilai pekerjaan ini layaknya pembantu. Tapi bagi para cewek Filipina, au pair merupakan jalan termudah mendapatkan visa dan bekerja di Eropa.

Supernya lagi, cewek-cewek ini juga 'pandai' meloncat dari satu negara ke negara lain. Selesai di Denmark, mereka langsung buru-buru ke Norwegia. Selesai disana, mereka akan berpikir keras untuk pindah ke Spanyol, Belanda, ataupun negara Eropa lainnya, meskipun hanya bekerja sebagai cleaning lady. Habis masa kerja di Eropa, lagi-lagi, mereka tidak kehabisan akal untuk loncat ke Amerika. Prinsip mereka, once you are abroad, no more way back home.

Gara-gara hal inilah, dulunya pemerintah Denmark (2014) sampai menghadiahi uang hingga 6.500 DKK bagi au pair yang sudah selesai au pairing selama 2 tahun, tidak hamil, dan bersedia kembali ke negara asal mereka. Kabarnya, dulu banyak au pair Filipina manja yang sering overstayed, hingga mencari banyak cara untuk tetap tinggal lama di Denmark. Bisa dengan mencari pacar, memaksa untuk dinikahi, ataupun sengaja hamil agar masa tinggal mereka lebih lama.

Lain ceritanya dengan gadis-gadis Indonesia. Bagi para au pair Indonesia, Eropa merupakan tanah impian dengan segala kemewahan yang ada. Au pair Indonesia yang saya kenal, biasanya akan mengambil banyak kesempatan yang ada selama di Eropa, seperti tidak malas datang ke sekolah bahasa, travelling, ataupun benar-benar merasakan atmosfir luar negeri selama berada di Eropa. We are not looking for money, but opportunity.

Tentu saja, uang saku yang didapat boleh ditabung dan dibawa kembali ke Indonesia. Kebanyakan au pair Indonesia juga melihat Eropa sebagai kesempatan untuk melanjutkan studi. Makanya tidak jarang, setelah masa au pair selesai, para gadis muda ini akan datang lagi ke Eropa untuk sekolah.

Berbeda dengan banyak au pair Filipina yang saya kenal, mereka biasanya akan malas datang ke sekolah bahasa. Alasannya simpel, tidak ada motivasi mempelajari bahasa tersebut karena nyatanya mereka tidak akan tinggal lama. Au pair yang awalnya adalah pertukaran budaya pun, realitanya malah jadi sarana mengais rezeki. Tujuan mereka hanya satu, menafkahi keluarga.

Sialnya, karena ada penyalahgunaan konsep au pair oleh para gadis Filipina ini, pemerintah Swiss sampai melarang semua au pair Asia untuk datang lagi kesana per tahun 2015.

Saat au pair Indonesia jalan-jalan ke kota, nongkrong, ataupun berbelanja di akhir pekan, para gadis Filipina akan menghabiskan waktu libur mereka bersama teman di rumah ataupun bekerja ilegal sebagai tukang bersih-bersih. Yes, orang Filipina ini juga pintar sekali mencari pekerjaan tambahan (yang ilegal), lho!

Biasanya pekerjaan tersebut tidak jauh-jauh jadi cleaning lady. Hebatnya, pekerjaan ini didapat turun-temurun. Jadi kalau si teman cleaning lady sudah selesai au pair, akan ada lagi penggantinya yang juga berkebangsaan Filipina. Meskipun ilegal, tapi sampai detik ini belum ada inspeksi terkait dengan praktik kerja tambahan tersebut. Sungguh bahaya kalau ketahuan, 'hadiah' deportasi bisa mereka dapatkan.

Karena jarang sekali nongkrong-nongkrong dan 'menghabiskan uang' layaknya au pair Indonesia di Eropa, tabungan au pair Filipina akan utuh selama satu bulan. Tabungan inilah yang nantinya akan dikirimkan ke keluarga di rumah. Bagi mereka, keluarga menjadi alasan utama mereka mengapa berada di Eropa. Saya dapat cerita, dari 4000 DKK uang saku yang didapat, si au pair bisa saja mengirimkan hampir semua uang tersebut tiap bulan ke keluarga di Filipina! Hasilnya, si au pair hanya uring-uringan di rumah saat weekend datang.

Cerita sedihnya, meskipun mental si au pair Filipina ini termasuk kuat, tapi mereka tetaplah orang Asia. So typical Asian yang malas berkonfrontasi dan tetap mementingkan adat. Karena budaya Asia yang malu dan sulit sekali mengutarakan pendapat karena mementingkan perasaan seseorang, sering kali kita serasa diinjak-injak oleh host family yang tidak fair. Banyak sekali cerita tentang au pair Filipina yang kerja overtime, kabur karena terpaksa, hingga tetap harus bertahan karena urusan uang. Mereka juga kadang terlalu takut untuk bertindak.

Tapi meskipun begitu, orang Filipina sebenarnya satu rumpun dengan orang Indonesia. Sering kali orang Indonesia dikira orang Filipina karena miripnya paras dan bentuk tubuh. Mereka juga sedikit noisy kalau sudah berkumpul dengan teman satu kebangsaan, suka masak-masak, ataupun curhat seru. Para au pair ini juga hangat, bersahabat, dan sangat religius meskipun sedang berada di perantauan.

Tidak ada yang salah dengan tujuan para gadis ini mencari uang untuk membantu perekonomian keluarga. Tapi sayang sekali, jika konsep au pair yang harusnya jadi ajang pertukaran budaya malah hanya digunakan dengan tujuan mencari uang semata.


PS.
Ada cerita lain saat saya tanyai seorang teman cowok asal Belgia tentang beda cewek Filipina dan Indonesia secara fisik. Katanya, "cewek-cewek Filipina tuh punya rambut yang halus seperti yang ada di iklan-iklan sampo. Beda dengan rambut cewek Indonesia yang terlihat keras dan kaku."



Komentar

  1. Wow.. Menarik sekali ceritanya... Terimakasih sudah sharing pengalaman yang seru2... Visit my blog sometimes: safirasjourney.com.
    Thank you

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih juga sudah mampir :)

      Blog kamu isinya juga seru2 kok! Bakal sering dimampirin nih kayaknya 😄

      Hapus
  2. baru baca blogmu lagi... anjirr itu PS yg di bawah kata2nya si M ke kita di mobil menuju bandara... hahahahaha.. ngakak klo diinget lagi.
    Ehh si Doi dapetnya malah cewe Palembang?! halus gak rambutnya kaya cewe Filipina?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha! Masih inget aja dah ente, Mir ;p
      Manaaaa... rambut orang Indo kan jarang yang alus kayak Sanchai. Orang Batak ceweknya. Pikirin sendirilah gimana rambutnya.

      Hapus
  3. Keren banget isi blog nya mba 👍
    Aku cuma mau komen 4 hal soal artikel kamu ini :

    1. Filipina bukan jajahan potugis tapi Spanyol (mohon di ralat artikelnya) dan soal kemahiran berbahasa Inggris, mereka dapatkan dari penjajah Amerika.

    2. AU pair itu apa?

    3. Pernah denger faroe Island? Disana ada sekitar 300 wanita asia yg tinggal bersama suami faroenya dan wanita itu berasal dari 2 negara saja yaitu thailand dan Filipina. Jadi wanita Filipino ini memang sudah dijuluki "istri internasional"

    4. Tetap pertahankan budaya bangsa. Gadis indonesia tidak perlu merantau ke luar negeri karena lebih beresiko. Contoh : kasus pelecehan seksual mahasiswi Indonesia di Belanda 😢

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai hai!

      Makasih banyak ya udah mampir ke blog and OMG!!!! Terima kasih banyak juga ngasih tau, I really appreciate that!!!!! Pengetahuan aku emang zero! Haha.

      1. Jepp! Will do it!! Bakalan aku ganti :)

      2. Au pair: program pertukaran budaya (mirip home stay sama host family)

      3. Iya :) Tau kok. Saking laki2 di sana gak ada “stok” wanita lainnya.

      4. Sebetulnya menurut ku, justru cewek2 Indonesia jangan sampe terkurung di satu kotak yang namanya Indonesia. Cewek2 Indonesia juga harus keluar dan ngeliat gimana budaya2 lainnya. Soal kasus pelecehan seksual, gak hanya di Belanda, kamu diem di Indonesia juga, tiap hari ada juga kasus perkosaan. Jadi jangan salahkan negaranya, tapi isi otak orang2 yang tidak semuanya baik :) Mau dia agamanya apa, warna paspornya apa, ya kalo bajingan ya tetep bajingan.

      Hapus
    2. 4. Ngeliat budaya orang ga mesti keluar negeri dan ga mesti juga ikut program pertukaran budaya. Dengan cara liburan ke luar negeri juga bisa kan? 😕

      Hapus
    3. Wahh kalo gitu.. naik haji juga gak mesti jauh2 ke Arab dong sampe 40 hari? Liat Ka’bah dari Youtube dan Google juga bisa kan? Atau gak ya ngapain buang duit buat naik haji, kalo umroh 9 hari aja udah cukup.

      Hapus
    4. Tambahan lagi, kenapa aku bilang ga perlu? Karena beda kasus antara cewek indonesia dan Filipina.

      Pertama. Cewek Filipina dari kecil memang sudah di doktrin supaya dia bisa keluar dari negaranya yg sangat miskin dan terpuruk/kumuh. Dengan cara apa?
      1. Kerja sbg pembantu, nanny atau cleaning servis di negara orang
      2. Cari pacar/suami di negara tersebut
      3. Tinggal di negara sang suami (seperti artikel yg kamu tulis)
      Maka itu kebanyakan dari mereka pintar cari uang walaupun ilegal.

      Kedua. Pria Filipina sangat buruk perangainya.. Suka meninggalkan keluarga, pemalas, tidak bertanggung jawab dll

      Nah beda hal dengan cewek indonesia.
      1. Ekonomi indonesia jauh lebih baik daripada filipina
      2. Pria Indonesia pekerja keras dan bertanggung jawab
      3. Gaji di Indonesia jauh lebih tinggi daripada Filipina

      Jadi tidak ada alesan perempuan Indonesia untuk merantau ke luar negeri 🙂

      Dan video ini mungkin bisa jadi referensi kamu : https://youtu.be/r6D6t96M1cQ


      Hapus
    5. Sorry, kita tidak sepemikiran :)
      Sekali lagi.. jangan suka menggeneralisasi banyak hal. Tidak semua cowok Filipina perangainya buruk & tidak semua cowok Indonesia perangainya seperti malaikat.

      Sekarang coba kamu bandingin deh sama naik haji & program pertukaran budaya tsb :)
      Gimana bisa ngerasain atmosfir haji kalo cuma liat di YouTube/Google doang?

      Sekali lagi, terima kasih sudah berkomentar! Menurut ku, siapa aja boleh ke luar negeri atas dasar apapun. That’s their own choice! Kalo orang tuanya tidak melarang, mengapa kita yang bukan siapa2 harus melarang? ;)

      Good luck!

      Hapus
    6. Yaampun, pikirannya sempit banget sih mas nya. Abis korona pergi piknik jalan jalan dulu ya biar otaknya ga mepet mepet banget.
      “Cewe indonesia ga perlu keluar negeri” ? Situ siapa ngatur ngatur? Perpektif diliat cuma dari ketimpangan cewe Indonesia dan Filipina. Lol
      Emang udah pernah ke luar negeri mas? Bilang aja miskin.

      Hapus
  4. Kembali lagi ke statment kamu nomer 4

    1. Lah yg mau ngurung cewek indonesia siapa ? Aku cuma mengutarakan pendapat aja kok 😆
    2. Apakah sebegitu pentingnya liat budaya orang lain, sedangkan negara kita sendiri kaya budaya dan belum kita pelajari semuanya ? Itu yg pertama

    Dan yg kedua apakah budaya barat itu positif semua? Bagaimana dengan pergaulan bebas dan kumpul kebo yg lumrah di negara barat mau di pelajari juga dan sekalian di coba? 😆

    3. Dan terakhir apa manfaatnya liat budaya orang? 😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Yoii.. mengutarakan pendapat dengan pemikiran bahwa seharusnya cewek Indonesia tidak harus ke luar negeri. Apa kabar Najwa Shihab dong yang sempet kuliah di Aussie??? Mau dibedakan juga??

      2. Mau tau manfaat belajar budaya orang? Biar membuka mata dan pemikiran agar tidak seperti Anda yg terlalu menghakimi (budaya) orang lain seolah2 Indonesia tidak ada celahnya :) Anda kira budaya Barat itu hanya perkara seks saja ya? Tidak pernah tau bahwa orang2 di luar negeri lebih disiplin, mandiri, dan pintar2.

      Hapus
    2. @Adi CLOSE-MINDED DETECTED.

      Hapus
  5. Hahaha.. Ketahuan kamu mungkin bukan orang islam ya jadi ga tau dimana letak perbedaannya 😂

    Begini neng, ibadah haji itu merupakan ritual fisik yg memerlukan gerakan. sama seperti sholat, ga bisa cuma nonton orang sholat di youtube terus kita dapet pahala..

    Apalagi haji ada rukun-rukunnya.. Kita harus hadir secara fisik untuk melaksanakan tiap rukun tersebut. dan perlu di ingat haji itu rukun islam yg ke 5 dan ada waktu tersendiri untuk melaksanakannya jadi ga bisa di ganti ama umroh 😄

    BalasHapus
  6. @Nin : Tapi nyatanya memang seperti itu, cewek Filipina lebih suka dan lebih tertarik berpasangan dengan cowok luar termasuk cowok indonesia..

    Salah satunya adalah karena lebih mudah mencari kerja di negara sang cowok dan tentunya mendapat kehidupan yg lebih baik.

    Memiliki pacar/suami Filipina tidak mendapatkan keuntungan apapun.

    BalasHapus
  7. Memang aku bukan siapa-siapanya mereka dan ga punya hak sama sekali terhadap mereka. Tapi bangsa kita punya istilah : "wanita itu adalah tiang negara"

    Yg artinya jika tiangnya saja sudah keropos maka hancurlah negara tsb..

    Dalam hal ini negara Filipina sudah hancur sebetulnya karena ulah kaum wanitanya yg sering berbuat aib dan mencoreng nama bangsa di negara orang 😑

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya emang negara fillipina punya istilah "wanita itu adalah tiang negara?" Mind your own bussines dude

      Hapus
  8. menarik banget ceritanya. lucu bgt paragraf yang terakhir

    BalasHapus
  9. Menurut saya, bagus si Kalau wanita keluar merantau melihat dunia, tapi harus dewasa dulu atau didampingi sama keluarga yang laki2. Karna yang aku liat, kebanyakan perempuan yang keluar jadi tki, mereka gampang terpengaruh sama budaya barat, dan ada yang sudah hancur karna mengikuti pergaulan diluar negeri.
    Tapi disisi lain, wanita Indonesia yang keluar untuk menimba ilmu juga bisa berhasil dan membanggakan keluarganya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. “Hancur” dalam artian apa dulu nih? Menurut ku, kita gak bisa sih mendefinisikan “pengaruh budaya barat” sebagai sesuatu yang selalu negatif. Kalo maksud kamu, minum2an keras & seks bebas, kayaknya di Indonesia juga banyak & marak sekarang 😇 but in the end, it’s not our business to judge them. Harusnya memang lebih berusaha bertanggungjawab sama diri sendiri aja agar gak mudah merepotkan orang lain.

      Bukan berarti juga TKI itu lebih jelek dari yg sekolah. Soalnya aku yakin, TKI dan TKW itu juga pada dasarnya membantu perekonomian negara & bikin bangga keluarganya. Bahkan ada yg sampe bikin rumah dari uang kerja. Di sisi lain, banyak juga anak2 Indonesia yg ke LN pake beasiswa negara, tp sampe LN malah uang tsb dipake untuk kepentingan diri sendiri. Alih2 membangun negara, mereka malah mengkhianati negara dengan cara gak balik lagi/gak serius belajar 🙂

      Hapus
  10. I have no idea... for me both of them is the best... I am in Singapore, I also have plan wanna go to u.s.a but just I think again Singapore is more save, and clean... I don't care if Singapore is have very expensive prices. u.s.a and Europe... there is a lot of homeless people's, as just you know that dude. and the rule also some countries I don't like. fucking selfish.

    BalasHapus
  11. Saya tinggal di Brunei udah hampir 10 taun,.. dan rekan sekerja pun ada filipino dan banyak sekali kenal org filipina. Secara garis besar mayoritas yg saya temui ( tentu saja ga semuanya ) tp kebanyakan org pinoy itu baik laki or perempuan ya mnrt saya mereka itu PD percaya dirinya tinggi,..kadang berlebihan, pinter ngomong kadang2 bahkan cukup sering mengarah ke bluffing, bisa ngomong inggris lancar dgn aksen khasnya itu,.., Sotoi alias sok tau yg kadang2 sebetulya tau dikit tapi merasa tau banget, merasa ganteng atau cantik scr sering pd menang adu miss2an di ajang internasional, overall mereka friendly ramah banyak ngomong, suka party, suka minum..yah kira2 sprt itu yg banyak kami temui disini. Bangsa2 lain yg pernah terlibat sm mereka kebanyakan kurang suka sih sm mereka. Walopun gak semua begitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank you udah sharing! :)

      Tapi meskipun banyak yang benci dan ngerasisin mereka, tapi orang Filipina itu emang bener2 solid sih kalo di negara orang. Gak pelit berbagi informasi dan mau bantuin rekannya yang lain.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bule Ketemu Online, Bisakah Serius?

( PERHATIAN!!! SAYA BANYAK SEKALI MENERIMA TESTIMONIALS SOAL COWOK-COWOK DARI INGGRIS YANG MEMINTA ALAMAT SI CEWEK YANG DIKENAL VIA ONLINE. FYI , HAMPIR SEMUA MODUS PENIPUAN SEPERTI INI BERASAL DARI INGGRIS DAN AMERIKA! JANGAN PERNAH TERTIPU KEMASAN KULIT PUTIHNYA, KARENA BISA JADI YANG KALIAN AJAK CHATTING -AN ATAU VIDEO CALL -AN ITU ADALAH PENIPU !! JANGAN PERNAH BERI DATA DIRI SEPERTI NAMA LENGKAP, ALAMAT, SERTA NOMOR IDENTITAS ATAU KARTU KREDIT KE ORANG-ORANG ASING LEWAT DUNIA DIGITAL! BE SMART, BE AWARE, AND PLEASE JANGAN DULU BAPERAN KALO ADA YANG MENGAJAK NIKAH PADAHAL BARU SEMINGGU KENAL!!!) Selain berniat jadi au pair, ternyata blog saya banyak dikunjungi oleh cewek-cewek Indonesia yang ingin pacaran atau sedang dekat dengan bule. Gara-gara tulisan tentang cowok Eropa dan cowok Skandinavia , banyak pembaca blog yang mengirim surel ke saya dan curhat masalah cintanya dengan si bule. Aduh, padahal saya jauh dari kata "ahli" masalah cinta-cintaan. Saya sebetu

Mempelajari Karakter Para Cowok di Tiap Bagian Eropa

*I talk a lot about European boys in this blog, but seriously, this is always the hottest topic for girls! ;) Oke, salahkan pengalaman saya yang jadi serial dater  selama tinggal di Eropa. Tapi gara-gara pengalaman ini, saya juga bisa bertemu banyak orang baru sekalian mempelajari karakter mereka. Cowok-cowok yang saya temui ini juga tidak semuanya saya kencani. Beberapa dari mereka saya kenal saat workshop, festival, ataupun dari teman. Beruntung sekali, banyak juga teman-teman cewek yang mau menceritakan pengalamannya saat berkencan dari cowok ini, cowok itu, and all of them have wrapped up neatly in my head! Secara umum, tulisan yang saya ceritakan disini murni hasil pengalaman pribadi, pengalaman teman, ataupun si cowok yang menilai bangsanya secara langsung. Letak geografis Eropanya mungkin sedikit rancu, tapi saya mengelompokkan mereka berdasarkan jarak negara dan karakter yang saling berdekatan. Kita semua benci stereotipe, tapi walau bagaimana pun kita tetaplah bagi

7 Kebiasaan Makan Keluarga Eropa

Tiga tahun tinggal di Eropa dengan keluarga angkat, saya jadi paham bagaimana elegan dan intimnya cara makan mereka. Bagi para keluarga ini, meja makan tidak hanya tempat untuk menyantap makanan, tapi juga ajang bertukar informasi para anggota keluarga dan pembelajaran bagi anak-anak mereka. Selain table manner , orang Eropa juga sangat perhatian terhadap nilai gizi yang terkandung di suatu makanan hingga hanya makan makanan berkualitas tinggi. Berbeda dengan orang Indonesia yang menjadikan meja makan hanya sebagai tempat menaruh makanan, membuka tudung saji saat akan disantap, lalu pergi ke ruang nonton sambil makan. Selama tinggal dengan banyak macam keluarga angkat, tidak hanya nilai gizi yang saya pelajari dari mereka, tapi juga kebiasaan makan orang Eropa yang sebenarnya sangat sederhana dan tidak berlebihan. Dari kebiasaan makan mereka ini juga, saya bisa menyimpulkan mengapa orang-orang di benua ini awet tua alias tetap sehat menginjak usia di atas 70-an. Kuncinya, pola

Guide Untuk Para Calon Au Pair

Kepada para pembaca blog saya yang tertarik menjadi au pair, terima kasih! Karena banyaknya surel dan pertanyaan tentang au pair, saya merasa perlu membuat satu postingan lain demi menjawab rasa penasaran pembaca. Mungkin juga kalian tertarik untuk membaca hal-hal yang harus diketahui sebelum memutuskan jadi au pair  ataupun tips seputar au pair ? Atau mungkin juga merasa tertantang untuk jadi au pair di usia 20an, baca juga cerita saya disini . Saya tidak akan membahas apa itu au pair ataupun tugas-tugasnya, karena yang membaca postingan ini saya percaya sudah berminat menjadi au pair dan minimal tahu sedikit. Meskipun sudah ada minat keluar negeri dan menjadi au pair, banyak juga yang masih bingung harus mulai dari mana. Ada juga pertanyaan apakah mesti pakai agen atau tidak, hingga pertanyaan soal negara mana saja yang memungkinkan peluang kerja atau kuliah setelah masa au pair selesai. Oke, tenang! Saya mencoba menjabarkan lagi hal yang saya tahu demi menjawab rasa penasar

First Time Au Pair, Ke Negara Mana?

Saya ingat betul ketika pertama kali membuat profil di Aupair World, saya begitu excited memilih banyak negara yang dituju tanpa pikir panjang. Tujuan utama saya saat itu adalah Selandia Baru, salah satu negara impian untuk bisa tinggal. Beberapa pesan pun saya kirimkan ke host family di Selandia Baru karena siapa tahu mimpi saya untuk bisa tinggal disana sebentar lagi terwujud. Sangat sedikit  host family dari sana saat itu, jadi saya kirimkan saja aplikasi ke semua profil keluarga yang ada. Sayangnya, semua menolak tanpa alasan. Hingga suatu hari, saya menerima penolakan dari salah satu keluarga yang mengatakan kalau orang Indonesia tidak bisa jadi au pair ke Selandia Baru. Duhh! Dari sana akhirnya saya lebih teliti lagi membaca satu per satu regulasi negara yang memungkinkan bagi pemegang paspor Indonesia. Sebelum memutuskan memilih negara tujuan, berikut adalah daftar negara yang menerima au pair dari Indonesia; Australia (lewat Working Holiday Visa ) Austria Amerika